“Selama ini program yang ada di desa yang melibatkan kelompok rentan hanya ibu hamil dan lansia, kegiatan juga sebatas pada pemeriksaan kesehatan. Di desa tidak pernah melibatkan kelompok rentan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan adanya program Inklusi UDN di desa kami, baru kami diperkenalkan dengan isu Inklusi yang ternyata tidak hanya ibu hamil tetapi juga ada kelompok disabilitas, perempuan kepala keluarga, lansia dan anak.
Pembetukan Kelompok Pemerhati Desa ( KPD ) yang di lakukan secara bersama dengan pemerintah desa diawalnya disambut baik karena masyarakat berpikir ada uang, namun didalam perjalanan kegiatan pertemuan rutin tidak ada dana pergantian trasnportasi atau uang duduk. Hal ini berdampak pada kinerja beberapa anggota yang kurang maksimal. Desa akan mengundang KPD untuk menanyakan komitmen anggota, jika tidak maka akan segera digantikan. Bagi kami KPD sangat membantu pemerintah desa salah satunya lewat pendataan kelompok rentan secara lengkap.
Dengan pendampingan yang intensif dari UDN yang bekerjasama dengan pendamping desa membuat isu inklusi yang merupakan hal baru di desa mulai dikenal dan dipahami oleh Pemerintah desa dengan lebih baik. Untuk menjadikan desa Oefafi sebagai desa SDGs, salah satu kriterianya adalah pelibatan kelompok rentan dalam Pembangunan di desa. Untuk pelibatan kelompok tersebut maka perlu ada peraturan yang mengatur pemenuhan hak mereka. Saya merasa perlu untuk menginformasikan isu inklusi ini tidak hanya sebatas pemerintah desa saja tapi juga masyarakat lewat sosialisasi isu inklusi ke- 5 dusun yang ada. Kegiatan sosialisasi ini akan menggunakan dana desa dengan melibatkan UDN sebagai narasumber.
Editor : Bobby