KBRN, Kupang : Yayasan Ume Daya Nusantara (UDN) Kupang mengkampanyekan dan memperkenalkan Hari Perempuan Internasional kepada masyarakat Kota Kupang di Area Car Free Day, pada Sabtu (11/03/2023) seraya menyerukan anti kekerasan tersebut perempuan sebagai salah satu kelompok rentan. Kampanye Hari Perempuan Internasional yang dilakukan oleh Yayasan Ume Daya Nusantara ini, mendapat respons sangat positif dari warga Kota Kupang yang memanfaatkan Area Car Free Day, pada Sabtu 11 Maret 2023 pagi. Pada kesempatan berharga itu, tim Kampanye Yayasan Ume Daya Nusantara terlihat sangat agresif dan bersemangat menyerukan anti kekerasan terhadap perempuan yang saat ini masih tergolong rentan. Koordinator Program Yayasan Ume Daya Nusantara, Damaris Tononai kepada RRI di sela-sela Kampanye dimaksud mengatakan, dalam rangka Hari Perempuan Internasional, Yayasan Ume Daya Nusantara menyelenggarakan dua kegiatan akbar. Yang pertama adalah seminar kepemimpinan perempuan melalui pemanfaatan teknologi digital, dan kedua adalah Kampanye Bersama.
“Kami punya dua kegiatan besar yaitu yang pertama itu seminar. Seminar itu khusus untuk undangan. Kami berpikir bahwa terbatas, jadi akhirnya kami bisa berpikir juga sebarluaskan informasi terkait Hari Perempuan Internasional di publik. Makanya momen yang paling tepat adalah di Car Free Day. Hari Perempuan Internasional itu tidak semua orang tahu. Orang-orang hanya tahu Hari Kartini dan Hari Ibu. Tapi Hari Perempuan Internasional ini baru digaungkan beberapa tahun terakhir. Nah perempuan juga harus tahu bahwa mereka punya hari khusus untuk itu,” kata Damaris di Area Car Free Day, Jalan El Tari Kota Kupang, Sabtu (11/03/2023).
Jadi dalam momen ini kami ingin memastikan bahwa audiens tahu tentang Hari Perempuan Internasional. Audiens tahu tentang tema tahun ini adalah, Kesetaraan Gender dengan Memanfaatkan Teknologi Digital. Dan Audiens tahu bahwa, hastag tahun ini adalah merangkul kesetaraan. “Jadi merangkul kesetaraan tidak hanya perempuan dukung perempuan, perempuan dukung disabilitas, akan tetapi perempuan mendukung semuanya,” ucap Damaris.
Ketua Pertuni Kota Kupang, Made Astika pada kesempatan yang sama mengatakan, sebagai kelompok rentan Penyandang Disabilitas Tuna Netra sangat mendukung kampanye yang dilakukan Yayasan Ume Daya Nusantara di Kota Kupang, dimana mereka tidak saja melakukan seminar akan tetapi membuat gerakan bersama, menginformasikan kepada masyarakat bahwa perempuan, disabilitas, anak-anak, dan lansia, wajib dilindungi, dan tidak boleh diperlakukan kasar, sebagaimana yang sering mereka alami, terutama kepada kelompok perempuan rentan.
“Kami Disabilitas juga ada perempuan disabilitas yang sering mengalami kekerasan, baik kekerasan seksual, kekerasan fisik. Nah ini harus terus kita sampaikan bagaimana kita sebagai masyarakat agar peduli dengan perempuan. Bagaimana tidak terjadi stikma negetif dan mereka bisa berdaya didalam keluarga, di masyarakat, tidak hanya di dalam rumah tangga tetapi bisa jadi pemimpin kedepan. Pemimpin bisa memanfaatkan teknologi dan juga pengambangan yang ada,” ucap Made Astika.
Aktivis Perempuan NTT Ana Waha Kolin dan Wartawan Senior Lorens Leba Tukan serta Agus Bole Baja pada kesempatan yang sama menyerukan, anti kekerasan terhadap perempuan. Ketiganya serentak menyerukan saatnya perempuan-perempuan hebat diberi ruang berekspresi agar mampu melakukan hal-hal positif yang ikut mendukung pembangunan daerah dalam berbagai sektor, sebaliknya mereka tidak saja dibiarkan mengurus rumah tangga. (at).
Sumber: rri.co.id